Jumat, 07 Desember 2012

Kota mulai siaran digital



Kota Mulai Siaran Digital, Pelosok Sudah Digital dari Belasan Tahun Yang Lalu

Tahukah anda bahwa mulai tahun 2012 ini hingga maksimal tahun 2018, Pemerintah akan melarang siatan tv analog (siaran tv dari antena yang biasa kita tangkap) diganti ke format digital, memang perubahan ini akan membawa dampak yang bagus yang analog tv tidak bisa berikan.  Itulah kenapa pemerintah mulai berapa tahun ini kelihatan sibuk untuk menyiapkan era siaran tv digital di seluruh Indonesia.  Ada empat jenis Media siaran Digital yaitu :
  1. DVB T – Digital Video Broadcasting Terrestrial atau siaran digital yang disiarkan dari tower di daratan/terestrial dengan daya siar beberapa km dari tower, akan mulai diberlakukan di Indonesia. Dekoder DVB T adalah alat untuk menangkap sinyal digital, alat ini hanya diperlukan bagi tv yang masih analog (mayoritas tv yang ada di Indonesia masih analog jadi harus pakai alat ini)
  1. DVB S – Digital Video Broadcasting Satellite atau siaran digital yang disiarkan dari satelit dengan daya siar seluruh belahan bumi, sudah biasa dipakai di Indonesia khususnya penduduk di luar pulau jawa untuk menangkap siaran tv menggunakan parabola atau pelanggan Telkomvision, Yes TV, Aora TV, Indovision, Orange TV, YesTV, Okevision dan Top TV
  1. DVB H – Digital Video Broadcasting Handled atau siaran digital yang dipancarkan dari tower untuk diterima pada alat handled seperti HP yang dilengkapi TV digital, PC, dsb. Nokia n92 dilengkap teknologi penangkap DVB H - di Indonesia dikabarkan Tren mulai mengerjakan bisnis DVB H ini
  1. DVB C – Digital Video Broadcasting Cable atau siaran digital yang didistribusikan lewat kabel, jenis ini sudah dipakai di Indonesia khususnya oleh Firstmedia Home Cable di kawasan Jabodetabek. Firstmedia penyedia tv kabel dengan teknologi digital terbesar di Jakarta
Kelebihan TV Digital
  1. Gambar jernih seperti hasil gambar DVD bahkan dapat menampilkan siaran HD atau 5x hasil gambar DVD, sementara tv analog bersemut dan gambar bergoyang / berbayangbayang
  2. Suara lebih jernih tidak kemeresek seperti tv analog
  3. Dapat menampilkan data cuaca, suhu, acara tv yang sedang diputar, ringkasan acara dan informasi tambahan lain
  4. Menghemat spektrum gelombang jadi ibarat satu tempat cuma buat satu, kalau digital ini bisa buat rame rame sehingga channel yang didapat akan lebih banyak
  5. Lebih stabil dalam penerimaan dan pencitraan ke tv dibanding yang analog
Pemerintah akan menerapkan DVB T. tapi benarkah hal ini bisa membawa kesuksesan?
Kelemahannya :
1. Dari Pemerintah
  • saya nilai pemrintah terlalu lambat dalam menentukan keputusan, (mungkin yang menangani bukan ahli pertelevisian) sebagai contoh siaran digital sudah mulai direncanakan sejak beberapa tahun yang lalu tapi sampai detik ini belum ada realisasi dan masih harus menunggu sampai ekonomi masyarakat siap yaitu pada tahun 2017 karena sampai saat ini berdasarkan kata pemerintah harga reciever DVB T (alat untuk menangkap siaran digital) masih mahal yaitu 300ribu lebih, tahukah anda bahwa receiver DVB S (sejenis dengan receiver DVB T) saat ini harganya hanya 100ribuan malah ada yang dibawah 100ribu.  jika pemerintah ada niat, masalah harga receiver yang DVB T jika diproduksi masal dan buatan dalam negeri maka hargaya akan dibawah 100ribu rupiah, tidak perlu menunggu tahun 2017, dari tahun 2010 pun bisa!
  • Beberapa kali dilakukan uji coba tv digital di jakarta, lalu set top box / alat penangkap siaran digital sudah dijual di pasaran jabodetabek dan sudah dibeli oleh konsumen, tapi berselang beberapa bulan acara tv digital sudah menghilang, masyarakat yang telah membeli alat tersebut akhirnya kembali menggunakan analog, lalu pemerintah kemana tanggung jawab dan penjelasannya?
  • Melihat negara tetangga sudah beralih ke digital bahkan Vietnam yang kita anggap miskin malah teknologi digitalnya sudah HD, Pemerintah dimana?
2.  Kondisi Geografis Indonesia yang luas dan bergunung-gunung menjadi penghalang siaran digital Terestrial
  • Dengan siaran TV digital yang dipancarkan dari tower pemancar memiliki kelemahan yaitu daya jangkau yang terbatas dan sinyal hilang jika terhalang gunung jadi tetap saja orang di kota besar yang akan menikmatinya, itulah yang selalu mejadi masalah pemancaran terestrial sampai detik ini baik pada siaran analog maupun digital, untuk mengatasi itu orang pelosok menggunakan parabola untuk menangkap siaran digital DVB S sejak 17 tahun yang lalu, makanya saya bilang di pelosok sudah digital dari dulu, kota malah belum.
  • Banyak masyarakat tinggal di tempat terpencil dan terpencar pencar mempersulit siaran DVB T untuk dinikmati setiap orang.  Anda tahu kenapa stasiun TV swasta nasional tidak membangun pemancar di area terpencil? Jelas motif ekonomi, stasiun tv itu tidak akan membangun tower transmisi di daerah yang dianggap tidak menguntungkan karena jumlah penduduk tidak memenuhi kriteria.  Seharusnya pemerintah kita mencontoh negara China yang kondisi terestrialnya seperti Indonesia, pemerintah menghimbau masyarakat untuk menggunakan parabola, tapi di Indonesia? Pemerintah malah mau memasukkan DVB T ke daerah pelosok? kira-kira tahun 2300 berapa kira-kira program ini akan masuk ke pelosok? Yang di Jabodetabek saja sampai saat ini belum beres apalagi di pelosok, belum lagi dana nya
Jadi intinya TV DIGITAL DVB T hanya cocok dipakai di kota besar, sementara di daerah terpencil maka akan tetap menggunakan DVB S (satelit), jadi pemerintah tidak perlu bingung dan buang dana karena sampai detik ini di pelosok sudah DIGITAL, betul kan pak?analoginya masak parabola yang dimiliki orang di pelosok yang sudah dapat menangkap ratusan channel Indonesia dan Internasional, lalu orang pelosok disuruh beli lagi alat yang hanya dapat menangkap 10 channel Indonesia, LUCU kan?

0 komentar:

Posting Komentar