Yogyakarta–Tercatat kini banyak sekali pelanggaran lalu lintas yang
terjadi di Indonesia. Bahkan pelanggaran lalu lintas di Indonesia sudah menjadi
hal yang biasa. Faktanya masyarakat cenderung masa bodoh dengan sistem yang ada
di lingkungannya. Pelanggaran ini mencerminkan budaya tertib lalu lintas warga
yang masih belum ada.
Dari berbagai pelanggaran yang
terjadi, para pelanggar lalu lintas didominasi pengendara sepeda motor. Jenis
pelanggarannya beragam yakni tidak menggunakan pelindung kepala (helm), menerobos
lampu merah, masalah perlengkapan kendaraan seperti tidak memakai kaca spion,
surat-surat seperti SIM ataupun STNK, dan sebagainya.
"Warga seharusnya sadar bahwa
peraturan lalu lintas itu diajukan untuk keamanan dan keselamatan diri mereka
sendiri. Jika kita selalu melanggar lalu lintas, maka hal itu akan menimbulkan
kebiasaan yang membudaya," kata Dewi Rahmawati, mahasiswi Ilmu Komunikasi salah
satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta kemarin sore.
Kecelakaan lalu lintas
terjadi bukan karena masyarakat tidak paham dengan undang-undang, tetapi karena
melakukan pelanggaran spontan saat mengendarai kendaaraan bermotor. Hal ini
ditegaskan oleh penuturan Dewi “masyarakat sebenarnya mengetahui akan
peraturan-peraturan lalu lintas, namun tetap saja enggan mematuhinya. Lihat saja
dari yang terkecil, yaitu peraturan untuk menggunakan helm. Hal ini tentu
masyarakat sudah mengetahuinya, namun tetap saja banyak pelanggaran yang
disebabkan karena faktor ini.”
Tingginya pelanggaran lalu lintas di
Indonesia sungguh memprihatinkan, dari fakta tersebut Prof. H.M Sarbiran,
M.Ed.,Ph.D, guru besar salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta
mengatakan besarnya angka pelanggaran lalu lintas di Indonesia ini harus
menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk memperbaiki sikap mereka dalam
berlalu lintas. Karena masalah lalu lintas menjadi tanggung jawab bersama.
“ketertiban lalu lintas adalah tanggung jawab bersama, masyarakat juga harus
ikut menjaga dan sadar akan tertib berlalu lintas," ujarnya, saat ditemui
di kediamannya kemarin sore.
0 komentar:
Posting Komentar